Sebuah movie yang menjadi sequel dari seri TV anime “Sword Art Online” berjudulkan “Sword Art Online: Ordinal Scale” baru diluncurkan beberapa waktu yang lalu. Di Indonesia sendiri, movie ini baru mulai ditayangkan 22 maret yang lalu di bioskop CGV Blitz. Story 7.5/10 Walaupun menurut saya film ini lebih banyak fokus ke action scene, cerita yang disajikan juga cukup menarik untuk diikuti karena mengangkat tema AR dan VR yang mulai booming di dunia nyata belakangan ini. Plot utamanya cukup sederhana, dengan fokus awal pada tindakan dan reaksi tokoh utama sehubungan dengan Ordinal Scale, masalah-masalah yang timbul dari game tersebut, sampai pada akhirnya dia menyelamatkan hari bersama dengan teman-temannya. Tapi, tentunya film ini tidak sesederhana itu. beberapa sentuhan misteri menjaga ketertarikan penonton walau ada juga yang terlalu mudah ditebak. Character 7/10 Selain karakter-karakter yang sudah diperkenalkan di TV series-nya, Sword Art Online: Ordinal Scale juga memperkenalkan beberapa karakter baru yang cukup mendapatkan background story masing-masing sehingga di akhir film mereka tidak terlalu terasa seperti karakter sampingan. Sementara, di antara para karakter utama tidak ada banyak perkembangan selain dalam hubungan antara Kirito dan Asuna. Sayangnya, ada seorang tokoh anggota harem kirito yang hampir tidak muncul dan saat muncul hanya menjadi bahan fanservice, tapi jika kita bisa maklumkan hal itu, overall tidak terlalu buruk. Sound 9/10 Soundtrack-nya menurutku sudah sesuai dengan mood di scene-nya, dengan penggunaan sfx yang baik dan tidak berlebihan. Salah satu lagu yang dinyanyikan sang idol dunia AR terdengar sangat bagus namun terasa familiar, dan ternyata itu karena komposer lagunya Yuki Kajiura yang karyanya sudah terkenal di beberapa seri […]
anime
Terra Formars Berhubung gw udah baca manga-nya dan nonton anime-nya, jadi gw putusin buat nge-review karya Sasuga Yu dan Tachibana Kenichi yang satu ini. Genre-nya berdasarkan MyAnimeList adalah Action, Horror, Sci-Fi, dan Space. Meskipun tercantum genre Horror, story-nya sendiri lebih berat ke Action. Story — Kalau dibilang klise, jelas. Bahkan banyak yang bilang kalau Terra Formars ini mirip sama Gantz. Settingnya diambil di tahun 2600-2700M. Meskipun jedanya udah beberapa abad dari sekarang, tapi masih banyak hal-hal yang belum lepas dari abad 21 kayak teknologi, politik, dsb. Meskipun ada kekurangan yang udah disebutin tadi, kelebihan dari ngambil setting ini tidak perlu repot ngejelasin tentang teori-teori Sci-Fi yang ada kayak BUGS Operation, MOO, dll. Sampai chapter 085, manga-nya masih enak dibaca dan berhubung anime-nya juga mengikuti alur manga-nya, gw masih punya ekspektasi lebih buat ke depannya. 8/10 Character — Salah satu kekuatan dari Terra Formars itu dari penceritaan dan penempatan backstory karakter di alur. Meskipun ga semua karakter diceritain, tapi ada beberapa karakter yang berasa punya posisi (ga sekedar filler, tapi bukan protagonis juga). Yang disayangkan dari adaptasinya, kadang penempatan backstory-nya ini salah, jadinya ada momen-momen yang kurang berasa. 9/10 Sound — Opening sama Ending tergolong pas, good but not overly good. SFX standar serial TV, ga berat kayak movie-movie. BGM sendiri ga membekas/berkesan setelah nonton, untuk composernya sendiri belum begitu dikenal. Untuk seiyuu-nya, salah satu yang gw seneng dari adaptasi Terra Formars itu berani nyediain banyak karakter dan seiyuu yang ngebuat tiap karakter itu unik dengan suaranya sendiri. 6/10 Art — Seperti kebanyakan adaptasi, untuk art […]